Blog ini membantu aku untuk lebih mengenal dan memahami bagaimana mempublikasikan hasil tulisan yang kita inginkan dan menambah wawasan kita. Terutama berguna untuk ortu dan diri kita sendiri.
........... Good Luck Always .........
Sumber daya
adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi
juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik
menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal
(selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih
atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (non-renewable
resources). Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk tanaman dan hewan (sumber daya hayati).
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang
terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya
buatan, merupakan salah satu aset pembangunan Indonesia yang penting. Sebagai
modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya
tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang
dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal
dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa
mendatang. Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Sumber daya alam
(biasa disingkat SDA) adalah
segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada
umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme,
tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi,
gas alam,
berbagai jenis logam,
air, dan tanah. Inovasi teknologi,
kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi
industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam
sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu
abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang
kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan
beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan
berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau
nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur
Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan
Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar
setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini
seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di
negara-negara tersebut.
Klasifikasi
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat
digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui.
SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama
penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme,
sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan.
Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi
dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah
SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses
pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak
bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan
waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya
sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa
hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal
dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan dan suhupanas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
Daya dukung lingkungan
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang
meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung
lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga
daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu,
pemanfaatanya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi
harus dihindari. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan
dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1.Memanfaatkan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan
udara.
2.Menggunakan bahan pengganti,
misalnya hasil metalurgi (campuran).
3.Mengembangkan metode penambangan dan
pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4.Melaksanakan etika lingkungan dengan
menjaga kelestarian alam.
Sumber
daya alam di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi
kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber
daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol
Nagoya, akan
menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya
sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil
dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam
hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber
daya alam tersebut.
Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh
beberapa faktor, antara lain:
·Dilihat
dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis
tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
·Dilihat
dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
·Daerah
perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta
mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan
adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12%
dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji
coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati
urutan atas dari segi produksinya di dunia. Sumber daya alam di Indonesia tidak
terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga
dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga
memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman.
Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi
alam yang sangat besar.
Macam-macam
sumber Daya Alam
Sumber
daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya. a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi
3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan
(renewable), misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut terbarukan
karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan
(nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang
lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis,
misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi
beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber
daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas,
kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber
daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas
bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan
lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber
daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan)
dan angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua
sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik);
disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa
benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik);
merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan,
tumbuhan, mikroba, dan manusia.
Uraian
di sini hanya akan ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk di
dalamnya sumber daya manusia (SDM).
Sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan
sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena
negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan
negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi
sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang
cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan
ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor
industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga
cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari
perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan
ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan
akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh negara yang telah
berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu
pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.
Pemanfaatan sumber daya alam
Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia. Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan
sifatnya, yaitu SDA hayati dan nonhayati.
1.Sumber daya alam hayati
Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang
terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani
(satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan
membentuk ekosistem. sedangkan Ekosistem
sumber daya alam hayati adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur
dalam alam, baik hayati maupun non hayati yang saling tergantung dan pengaruh
mempengaruhi. Konservasi sumber daya
alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman
dan nilainya.(Pasal 1 angka 2 UU No.5 Th. 1990)
Konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:
a.Perlindungan
sistem penyangga kehidupan;
b.Pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.
Perlindungan
Sistem Penyangga Kehidupan
Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari
berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan
makhluk. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya
proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan:
a. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem
penyangga kehidupan;
b. Pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem
penyangga kehidupan;
c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem
penyangga kehidupan. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Dan Satwa Beserta Ekosistemnya
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa bertujuan untuk:
a. Menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan;
b. Menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa;
c.Memelihara
keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada; agar dapat dimanfaatkan bagi
kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan melalui upaya:
a. Penetapan dan penggolongan yang dilindungi dan tidak dilindungi;
b.
Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta habitatnya;
c.
Pemeliharaan dan pengembangbiakan.
Pemanfaatan
Secara Lestari Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan, pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan
pelestarian alam, pemanfaatan jenis
tumbuhan dan satwa liar. Yang dimaksud dengan kondisi lingkungan adalah potensi
kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan
dan satwa, dan peninggalan budaya yang berada dalam kawasan tersebut.
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan
melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk
menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai
makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai
makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia
diantaranya:
Pekarangan adalah tanah di sekitar perumahan, kebanyakan
berpagar keliling, dan biasanya ditanami padat dengan beraneka macam tanaman
semusim maupun tanaman tahunan untuk keperluan sendiri sehari-hari dan untuk diperdangkan.
Pekarangan kebanyakan saling berdekaan, dan besama-sama membentuk kampung,
dukuh, atau desa”. Soemarwoto (1975) yang melihatnya sebagai suatu ekosistem,
berhasil memberikan definisi yang lebih lengkap dengan mengatakan bahwa:
“Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah
tinggal dan jelas batas-batasannya, ditanami dengan satu atau berbagai jenis
tanaman dan masih mempunyai hubungan pemilikan atau fungsional dengan rumah
yang bersangkutan. Hubungan fungsional yang dimaksudkan di sini adalah meliputi
hubungan sosial budaya, hubungan ekonomi, serta hubungan biofisika”. Oleh
karena itu, kita harus mempelajari tentang ekosistem pekarangan karena hal
tersebut penting bagi kehidupan kita sehingga keseimbangan ekosistem yang ada
tetap terjaga dan tidak musnah (Danoesastro, 1978).
Menurut Sutopo, (1988) Secara umum di masyarakat sering
disebut istilah “lingkungan hidup”. Lingkungan hidup adalah suatu sistem
komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan organisme.
Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu
komponen abiotik dan biotik :
a.
Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah,
udara, cahaya matahari, batu, iklim,
hujan, suhu, kelembaban, dan angin.
b.
Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan
manusia.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem
kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan
itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup
atau benda mati. Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen
abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan
manusia. Sedangkan faktor biotik
adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan
maupun hewan. Dalam ekosistem, produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora,
karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
1.2Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain
yaitu :
1.Untuk mengkaji komponen biotik dan
abiotik penyusun ekosistem pekarangan.
2.Untuk mengetahui interaksi antar
komponen-komponen penyusun ekosistem pekarangan.
3.Untuk mengetahui rantai makanan atau
jaring-jaring makanan pada ekosistem pekarangan.
1.3Diskripsi Lokasi Observasi
Pada praktikum komponen biotic dan abiotik pekarangan dilakukan
pada pagi hari yang cerah, dengan menggunakan alat tulis dan setelah itu
mengamatinya komponen apa saja yang terdapat dipekarangan tersebut. Dengan ciri
lokasi langsung terkena sinar matahari, dilakukan
ditempat yang tidak banyak air, namun apabila terkena air hujan akan tergenang,
dan luasan area 2m x 10 m terdapat komponen biotic tumbuhan ada 9 dan hewan
terdapat 13, sedangkan komponen abiotik terdapat 6 komponen. Tumbuhan yang
terdapat dipekarangan tersebut terdapat komponen yang saling menguntungkan
serta dapat terjadinya rantai makan dan jaring-jaring makanan. Dimana tumbuhan
merupakan komponen biotic yang berperan sebagai produsen. Energi masuk ke dalam
ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh
tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata
sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme
fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi
makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi
yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi
yang juga sebagai keluaran dari sistem. Proses makan memakan akan sampai
ketingkat decomposer atar pengurai menjadi bahan organic yang berguna untuk
tumbuhan serta tanah tersebut.
BAB III
DASAR TEORI
2.1 Komponen Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik
dan kimia yang merupakan medium
atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen
abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi
organisme, yaitu:
1.Suhu.
Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas
membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2.Air.
Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3.Garam.
Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan
lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
4.Cahaya matahari. Intensitas dan
kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap
cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan
yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun,
intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan
dan tumbuhan tertekan.
5.Tanah
dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang
meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme
berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
6.Iklim.
Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam
suatu area. Iklim makro meliputi iklim global,
regional dan lokal.
Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
2.2 Komponen Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut
sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan
peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat
anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan
oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga,
lumut dan tumbuhan hijau.
2.Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik
yang disediakan oleh organisme
lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof)
karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan,
jamur, dan mikroba.
3.Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan
bahan organik
yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof)
karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana
yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.
Ada pula pengurai yang disebut detritivor,
yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu
kayu.
2.Anaerobik : oksigen tidak terlibat.
Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3.Fermentasi : anaerobik namun
bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada
suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur.
Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan
sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai
komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air,
pasir, batu,
mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
Menurut Herti Maryani (1991) Ketergantungan antar
komponen biotik dapat terjadi melalui :
1.Rantai makanan,
yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan
urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi.
Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan
maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.
Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan
tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen
primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari
satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
2.Jaring- jaring
makanan,
yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian
rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi
karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup
lainnya.
3.Antar komponen
biotik dan abiotik, Ketergantungan antara komponen
biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti: siklus karbon,
siklus air, siklus nitrogen, siklus sulfur.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari rabu tanggal 21Maret 2012, pada pukul 10.00-11.00
WIB dengan luasan 2 m x 10 m. Praktikum komponen biotik dan abiotik dilakukan
dipekarangan rumah yang bertempat di jalan A. Yani Lrg Dua Saudara No 669. Rt 30 13
ULU Palembang.
3.2Alat-alat
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu kertas, pensil, penggaris/pengukur meteran.
3.3
Cara Kerja
1. Cari lokasi pekarangan yang sesuai
2. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara
langsung
3. Hasil observasi dikelompokkan tingkatan trofiknya
berdasarkan konsep pyramid
4. Dari tabulasi data, lalu dianalisis dan dibuat
rantai makanan dan jarring-jaring
makanan.
Gambar
3.1 Produsen > Konsumen I > Konsumen II > Konsumen III > Pengurai
4.Rantai Makanan
Daun keladi Ulat Ayam Manusia
Dekomposer
RumputBelalang Burung Ular Dekomposer
Daun keladi
dimakan ulat, ulat dimakan ayam, ayam dimakan manusia dan setelah itu manusia
menjadi decomposer atau mengurai. Rumput dimakan belalang, belalang dimakan
burung, burung dimakan ular dan seterusnya ular akan menjadi decomposer.
5.
Dekomposer
Jaring-jaring Makanan
Ulat
Belalang
Rumput, daun keladi, daun aglonema,
Daun mahkota dewa
Burung
Manusia
Ayam
: Dimakan oleh
Ular
Rumput disebut sebagai produsen. Belalang, Ulat, dan Ayam disebut sebagai
Konsumen I. Burung disebut sebagai Konsumen II. Ular disebut sebagai Konsumen
II dan Konsumen III. Manusia disebut
sebagai Konsumen II, Konsumen III, Konsumen IV.
4.2 Analisis
Praktikum komponen biotik dan abiotik pekarangan dan penyusunnya kali ini dilakukan di sekitar
pekarangan rumah. Pada lokasi tersebut diamati komponen-komponen penyusunnya
yaitu komponen biotik-abiotik. Komponen biotik meliputi makhluk hidup yang ada
ditempat tersebut, baik hewan maupun tumbuhan. Komponen abiotik meliputi suhu
udara, intensitas cahaya, kelembaban udara, suhu tanah, kelembaban tanah, dan
keasaman (pH).
1.Analisis Data Komponen Biotik
Berikut
ini adalah komponen biotik ekosistem tumbuhan pekarangan:
1.Bunga pacar (Impatiens balsamina)
Impatiens balsamina (Bunga Pacar air) adalah tanaman
yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini diperkenalkan di Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini adalah tanaman tahunan atau
dua tahunan dan memiliki bunga yang berwarna putih, merah, ungu atau merah
jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi tanaman ini
bisa mencapai satu meter dengan batangnya yang tebal dan daunnya yang bergerigi
tepinya.
Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium
(suku talas-talasan, Araceae). Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk
menyebut beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium,
seperti talas (Colocasia). Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. Asal tumbuhan ini
dari hutan Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) disebut
juga raja obat karena multiguna untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Dari hasil beberapa penelitian ilmiah membuktikan bahwa daun dan kulit buah
mahkota dewa mengandung alkaloid, saponin dan flavanoid.
Daun dan kulit buah mahkota dewa mengandung bahan aktif berupa alkaloid,saponin,
flavanoid dan polifenol. Alkaloid,
sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun dalam tubuh. Saponin,
sebagai sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dan vitalitas serta mengurangi kadar gula dalam darah. Flavanoid,
sebagai antioksidan, melancarkan peredaran darah, mengurangi kolesterol, anti
inflamasi (anti radang) dan membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
pendarahan atau pembengkakan. Polifenol, sebagai
antihistamin (anti alergi).
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria
macrocarpa (Scheff) Boerl.
Berikut
ini adalah komponen biotik ekosistem hewan di pekarangan
1.Semut (Hymenoptera
Sp)
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga
Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan
tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan
jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya
yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut
dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat
menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni
semut
kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.
Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genusApis, dari sekitar 20.000 spesies yang ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari nektarbunga. Selain itu mereka juga membuat
sarang dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah
pekerja di koloni lebah madu.
Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau ‘serangga bersayap sisik’ (lepis, sisik dan pteron,
sayap).
Capung atau sibar-sibar dan Capung Jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam
serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan
menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong
(Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn),
tjapung.
Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata “kucing” biasanya merujuk kepada “kucing” yang telah
dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada “kucing besar” seperti singa, harimau, dan macan.
Belalang adalah seranggaherbivora dari subordo Caelifera dalam ordoOrthoptera.
Serangga ini memiliki antena
yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor
pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan
dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan
atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan
sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok
untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,
walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum : Artropoda
Kelas :
Insekta
Ordo :
Ortoptera
Family : Pyrgomorphidae
Genus : Atractomorpha
Spesies : Atractomorpha crenulata
2.Analisis Data Komponen Abiotik
Berikut ini adalah komponen abiotik ekosistem pekarangan:
1.Suhu dan Kelembaban
Suhu merupakan faktor pembatas bagi
makhluk hidup, karena berpengaruh terhadap reaksi-reaksi enzimatis tubuh. Suhu
berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Umumnya makhluk hidup bertahan pada suhu 4-45°C. Suhu
< 4°C, reaksi enzimatis berlangsug sangat lambat. Suhu>45°C, enzim-enzim
mengalami denaturasi sehingga menyebabkan kematian (Fitter, 1991). Pada
praktikum yang saya laksanakan, suhu di pekarangan sedang karena praktikum
dilaksanakan pada pagi hari pukul 10.00 WIB dengan cuaca cerah.
2.Intensitas
Cahaya
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara
global karena cahaya matahari berperan dalam menaikkan suhu lingkungan. Sinar
matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis. Banyaknya cahaya yang mencapai permukaan bumi
ditentukan oleh lintang geografinya, selain itu juga dipengaruhi oleh ada
tidaknya penghalang cahaya. Intensitas cahaya pada saat praktikum dilaksanakan
cukup bagus karena pekarangan berada didepan rumah dan letak pemukiman tidak
terlalu padat sehingga cahaya matahari tidak terhalang dan bisa masuk dengan
baik, sehingga apabila suatu daerah memiliki intensitas cahaya yang cukup,
tumbuhan tersebut akan tumbuh dengan baik (Fitter, 1991).
3.pH
Tanah
Tanah yang
baik untuk tempat tumbuh tanaman memiliki pH 5,0-8,0 dan pH sangat berpengaruh
langsung pada pertumbuhan akar. pH tanah diekosistem pekarangan yang saya amati
cocok dengan tumbuhan yang ada karena tumbuhan yang ada tumbuh dengan subur
(Istamar, 1997).
4.Temperatur
Menurut
Mackenzie, et all (1998) bahwa salah satu hal yang menyebabkan temperatur udara
disuatu tempat meningkat adalah karena adanya peningkatan intensitas cahaya.
Dalam pengamatan yang telah dilakukan mempunyai temperatur normal karena
intensitas cahaya di pekarangan tersebut juga cukup bagus, dalam arti tidak
terlalu tinggi yang tidak terlalu rendah.
2.Analisis
Tingkatan Trofik dengan Konsep Piramid
Dari Gambar 3.1 Produsen > Konsumen I > Konsumen II > Konsumen
III > Pengurai
Tingkat tropic pertama
yaitu produsen ditempati oleh rumput dan tumbuhan lain yang bersifat produsen. Konsumen tingkat I tumbuhan/rumput,
konsumen tingkat II (belalang, ulat), konsumen tingkat III (burung), konsumen
tingkat IV manusia dan seterusnya. Produsen yang bersifat autotrof selalu
menempati tingkatan tropik utama, herbivora menempati tingkat tropik kedua,
karnivora menduduki tingkat tropik ketiga, dan seterusnya. Jumlah
produsen selalu lebih banyak dari pada konsumen dengan tujuan untuk
menjadikannya sebagai keseimbangan sebuah ekosistem. Jika salah satu konsumen
lebih banyak dari pada produsen, maka akan menimbulkan ketidak seimbangan
ekosistem itu sendiri. Seperti halnya apabila jumlah populasi belalang lebih
banyak dari pada rumput maka akan mengakibatkan jumlah rumput akan semakin berkurang,
dan apabila jumlah rumput berkurang, populasi belalang sebagai pemakan rumput
itu sendiri juga akan berkurang, dan seterusnya.
3.Analisis Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses aliran energi melalui
memakan dan dimakan antar organisme yang
berlangsung secara teratur dan membentuk suatu garis tertentu. Misal: Rumput-Ulat-Burung-Manusia.
Tumbuhan atau rumput dimakan ulat. Ulat dimakan burung, burung dimakan manusia.
Akhirnya manusia mati diuraikan oleh dekomposer atau pengurai. Dari rantai
makanan tersebut tumbuhan merupakan produsen, ulat disebut konsumen tingkat I,
burung sebagai konsumen tingkat II. Manusia sebagai konsumen tingkat III dan
sebagai konsumen tingkat IV, berkedudukan sebagai konsumen puncak (merupakan
konsumen yang tidak dimakan lagi oleh konsumen lain). Peristiwa di atas disebut
rantai makanan dengan urutan tertentu, yaitu produsen → konsumen tingkat I →
konsumen tingkat II → konsumen tingkat III → konsumen tingkat IV. Pada rantai
makanan terjadi perpindahan zat makanan dari sumbernya, yaitu tumbuhan melalui
sederetan makhluk hidup tertentu dengan cara makan dan dimakan. Rantai makanan
tidak terpisah satu sama lainnya, tetapi saling berkaitan.
4.Analisis Jaring-jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan
yang saling berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan
hidup organisme membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan
organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari satu
organisme ke organisme lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan.
Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk
struktur trofik yang bertingkat-tingkat.Setiap tingkat
trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.
Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop yang disebut
produsen. Organisme autotrof adalah
organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan
bantuan sumber energi. Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya,
matahari disebut fotoautotrof, contohnya
tumbuhan hijau. Tingkat tropik kedua ditempati oleh berbagai organisme yang
tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang disebut organisme heterotrof. Organisme
heterotrof ini hanya
menggunakan zat organik dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum komponen biotic dan abiotik pekarangan dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat 9 komponen biotic tumbuhan dan 13 komponen
biotic hewan serta 6 komponen abiotik ekosistem. Setelah melakukan pengamatan
pada ekosistem pekarangan, dapat di simpulkan bahwa terdapat keanekaragaman
yang cukup tinggi, yaitu terdapat sekitar 28 hewan dan tumbuhan yang hidup pada
pekarangan tersebut, walaupun luas pekarangan tidak terlau luas yaitu 2m x 10m.
Komponen – komponen yang mempengaruhi ekosistem di pekarangan di antaranya
yaitu, intensitas cahaya, temperature, suhu dan kelembaban, pH tanah, dll.